
Launching

Minggu, 27 April 2008
Rabu, 09 April 2008
Selasa, 08 April 2008
ORGANISASI KERJA


NAMA : JUAN FRANK HAMAH SAGRIM
TTL : SAUF, 06 APRIL 1982
ORGANISASI KERJA : 1. UNESCO
2. LEMBAGA STUDI PAPUA (LSP)
3. FORUM DISKUSI ILMIAH
IKMAP-SORSEL DIY
4. ANGGOTA IKATAN MAHASISWA
ARSITEKTUR INTERNASIONAL
ASIA PASIFIK RAYON II DIY
JABATAN : 1. UNESCO: AGEN LUARBIASA
2. LSP : DIREKTUR PROGRAM
3. FDI: KETUA
4. S.E. OAI: MANTAN KETUA
Selasa, 11 Maret 2008
Senin, 10 Maret 2008
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
TEAM PERUMUSAN METODE BELAJAR NUSANTARA REGION PROVINCE PAPUA
T E A M P E R U M U S A N
M E T O D E B E L A J A R DAN M E N G A J A R
N U S A N T A R A
R E G I O N P R O V I N C E P A P U A
OLEH :
( Bpk. B A M B A N G)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
ANGGOTA TEAM PERUMUS
NAMA ANGGOTA : J. F. PREDINZONE HAMAH SAGRIM
ASAL DAERAH : PROVINCE PAPUA
PEKERJAAN : MAHASISWA
ORGANISASI : ORGANISASI MAHASISWA ARSITEKTUR
INTERNASIONAL ASIA PASIFIK WILAYAH
INDONESIA RAYON II YOGYAKARTA
Yogyakarta, 07, Mey 2007.
Anggota perumus
J. F. PREDINZONE HAMAH SAGRIM
ORGANISASI : ORGANISASI MAHASISWA ARSITEKTUR
INTERNASIONAL ASIA PASIFIK WILAYAH
INDONESIA RAYON II YOGYAKARTA
Yogyakarta, 07, Mey 2007.
Anggota perumus
J. F. PREDINZONE HAMAH SAGRIM
USULAN DESAIN : SKEMA BARU STUDENT EQUITY NUSANTARA
Usulan Desain : Skema Baru Student Equity Nusantara
Bagian A : Deskripsi Umum
Skema Baru Student Equity
Skema student Equity (SSE) yang saat ini dilakukan oleh TPSDP berjalan baik dan sesuai dengan kerangka acuannya (guideline). Secara teratur, dana beasiswa sudah disalurkan kepada mahasiswa yang memenuhi syarat dan mengikuti program TPSDP secara langsung melalui wakil rektor bidang akademik dan sesuai dengan kerangka acuannya.
Kebijakan DIKTI mengenai alokasi beasiswa untuk mahasiswa sarjana adalah 10% dari mahasiswa yang terdaftar di pendidikan tinggi secara nasional.
Kualifikasi untuk beasiswa adalah : (a), status masih mahasiswa, (b), menunjukkan potensi dan prestasi yang bagus di bidang akademik, (c), penghasilan keluarga yang rendah.
Saat ini dibutuhkan suatu SSE baru yang menyediakan akses yang lebih luas dan lebih baik ke pendidikan tinggi yang berkualitas untuk siswa lulusan SMA, MA atau SMK yang mengalami kesulitan secara geografi, ekonomi dan gender.
Sesuai dengan sistem pendidikan nasional (2003), SSE diterapkan untuk semua siswa di universitas dan politeknik, baik yang didanai oleh pemerintah, swasta, umum atau pendidikan tinggi provesional, atau dengan latar belakang agama.
Untuk tiga region yang ditetapkan oleh TPSDP, terdapat empat kategori dalam SEE baru :
1. siswa lulusan SMA, MA atau SMK yang berkualitas dari suatu region (daerah) yang ditunjuk untuk masuk ke universitas di daerahnya
2. siswa perempuan lulusan SMA, MA atau SMK yang berkualitas dari suatu region (daerah) yang ditunjuk untuk masuk ke univesitas di daerahnya atau universitas nasional, berdasarkan pada prioritas akademik
3. siswa lulusan SMA, MA atau SMK yang berkualitas dari region 2 yang ditunjuk untuk masuk ke leading universities nasional;
4. setiap universitas yang melayani siswa dengan program SSE baru harus menangani program briding, mentoring, dan tutorial untuk siswa – siswa tersebut.
Siswa lulusan SMA, MA atau SMK di kategori (1) dan (2) yang memiliki prestasi yang mengagumkan dan luar biasa, dipertimbangkan dan diusulkan untuk masuk ke leading universities nasional.
Kualifikasi Siswa
Sesui dengan spesifikasi dari ADB dan kerangka acuan DIKTI, siswa – siswa yang memenuhi syarat dari SSE baru adalah : (a), memiliki potensi akademik yang sangat bagus (mendapat rangking 10% teratas di kelas secara konsisten), (b), tidak beruntung secara regional dan juga dalam hal penghasilan keluarga, gender, dan lokasi geografi untuk mengakses pendidikan tinggi yang berkualitas, dan (c), memiliki jiwa kepemimpinan untuk diri sendiri dan pembangunan daerahnya. Untuk kategori (2), merekomendasikan banyak sekali pusat studi wanita di TPSDP pada jalur profesional dan akademik untuk perempuan – perempuan daerah.
Bridging, mentoring, dan tutorial
SSE baru memiliki skema desentralisasi. Di dalam skema baru ini, beberapa universitas di setiap region TPSDP akan diberi otoritas untuk melaksanakan skema sesuai dengan kondisi lokasi dan regionalnya, dan juga kualifikasi dari si penerima beasiswa.
Kriteria untuk leading universitas region adalah :
1. memiliki program studi yang berakreditasi minimum B dan sesuai dengan yang ditargetkan dalam skema. Program studi dengan akreditasi A menjadi prioritas. Program studi tersebut harus selaras dengan tencana pembangunan daerah dan / atau nasional, dan kebutuhan industri (sains dan teknik, pertanian, pengobatan dan kesehatan, ekonomi, hukum dan lain - lain). Hal ini untuk memastikan bahwa investasi dalam pendidikan akan kembali ke daerah.
2. mempunyai unit – unit yang mendukung proses belajar siswa seperti pusat bimbingan konseling dan pembangunan karir (student Advisory or Carer Development Centres).
3. mempunyai hubungan dan kerjasamabaik dengan SMA/MA/SMK di daerahnya (seperti menyediakan pelatih rutin untuk guru-guru SMA/MA/SMK dan/atau mengadakan open house dalam rangka promosi perguruan tinggi dan program studynya).
4. DIKTI dapat memberi kriteria tambahan. Have active linkages with regional high schools (through providing regular training for senior high school teacher and/or through holding tegular open house programs to promote the university anda its program studies)
5. DGHE may add additional criteria
Leading universitas tegion dikoordinasikan oleh koordinator region.
Suatu leading university nasional harus memenuhi kriteria sebagai leading universitas regional, dan juga :
1. Pengakuan Internasional
2. Bekerjasama aktif dengan industri – industri
3. implementasi program yang stabil/sustain.
Biaya Perkuliahan dan Biaya Iainnya
semua beasiswa SSE diberikan selama 4 tahun program sarjana dan 3 tahun untuk program diploma. Dalam perhitungan biaya satuan beasiswa, penting untuk memperhatikan standar Upah Minimum (UMR) untuk setiap daerah (region). Kemungkinan sumber – sumber dana beasiswaadalah pemerintahan nasional, pemerintahan daerah, industri, dan donatur (domestik dan internasional).
Dengan mengacu pada kerangka ADB untuk SSE, penerima beasiswa di region 2 akan mendapatkan bantuan untuk biaya SPP dan biaya hidup. Sedangkan untuk siswa yang berasal dari luar region akan mendapatkan tambahan bantuan berupa biaya perjalanan untuk pulang ke daerahnya pada saat libur semester. Untuk penerima beasiswa di region 1 dan region 3 akan mendapatkan bantuan untuk biaya SPP dan biaya tambahan lainnya.
Seleksi Calon Untuk SSE
DIKTI akan mengumumkan secara nasional tentang adanya program beasiswa, satu tahun sebelum pelaksanaan seksama tersebut. Lulusan SMA, MA, atau SMK terbaik 10% teratas yang memenuhi syarat yang ditetapkan dapat mengajukan namanya untuk mendaftar ke universitas leading di region 1, 2 dan 3.
Leading universitas regional (tegion 1 dan 3) dan leading universities nasional (region 2) membuat keputusan atas siapa yang berhak mendapatkan beasiswa. Universitas – universitas ini akan bertanggung jawab atas implementasi SSE trhadap siswa yang diterima.
Permasalahan yang ada
Untuk merealisasikan SSE baru, mekanisme kerja antara DIKTI dan DIKNAS serta DEPAG mesti dilakukan.
Mekanisme kerja untuk mengumpulkan sumber dana selain dari pemerintah juga harus dilakukan . hal ini mencakup laporan pertanggung jawabannya juga apabila terlaksana.
Dalam skema baru, ada beberapa kasus yang mungkin muncul seperti :
1. siswa lulusan SMA, MA, atau SMK yang memenuhi seluruh persyaratan tetapi gagal melewati (tidak lulus) ujian masuk universitas yang dilamar/SPMB.
2. penerima beasiswa yang setelah satu tahun kuliah memutuskan untuk menggantikan program studi atau universitasnya.
Bagian A : Deskripsi Umum
Skema Baru Student Equity
Skema student Equity (SSE) yang saat ini dilakukan oleh TPSDP berjalan baik dan sesuai dengan kerangka acuannya (guideline). Secara teratur, dana beasiswa sudah disalurkan kepada mahasiswa yang memenuhi syarat dan mengikuti program TPSDP secara langsung melalui wakil rektor bidang akademik dan sesuai dengan kerangka acuannya.
Kebijakan DIKTI mengenai alokasi beasiswa untuk mahasiswa sarjana adalah 10% dari mahasiswa yang terdaftar di pendidikan tinggi secara nasional.
Kualifikasi untuk beasiswa adalah : (a), status masih mahasiswa, (b), menunjukkan potensi dan prestasi yang bagus di bidang akademik, (c), penghasilan keluarga yang rendah.
Saat ini dibutuhkan suatu SSE baru yang menyediakan akses yang lebih luas dan lebih baik ke pendidikan tinggi yang berkualitas untuk siswa lulusan SMA, MA atau SMK yang mengalami kesulitan secara geografi, ekonomi dan gender.
Sesuai dengan sistem pendidikan nasional (2003), SSE diterapkan untuk semua siswa di universitas dan politeknik, baik yang didanai oleh pemerintah, swasta, umum atau pendidikan tinggi provesional, atau dengan latar belakang agama.
Untuk tiga region yang ditetapkan oleh TPSDP, terdapat empat kategori dalam SEE baru :
1. siswa lulusan SMA, MA atau SMK yang berkualitas dari suatu region (daerah) yang ditunjuk untuk masuk ke universitas di daerahnya
2. siswa perempuan lulusan SMA, MA atau SMK yang berkualitas dari suatu region (daerah) yang ditunjuk untuk masuk ke univesitas di daerahnya atau universitas nasional, berdasarkan pada prioritas akademik
3. siswa lulusan SMA, MA atau SMK yang berkualitas dari region 2 yang ditunjuk untuk masuk ke leading universities nasional;
4. setiap universitas yang melayani siswa dengan program SSE baru harus menangani program briding, mentoring, dan tutorial untuk siswa – siswa tersebut.
Siswa lulusan SMA, MA atau SMK di kategori (1) dan (2) yang memiliki prestasi yang mengagumkan dan luar biasa, dipertimbangkan dan diusulkan untuk masuk ke leading universities nasional.
Kualifikasi Siswa
Sesui dengan spesifikasi dari ADB dan kerangka acuan DIKTI, siswa – siswa yang memenuhi syarat dari SSE baru adalah : (a), memiliki potensi akademik yang sangat bagus (mendapat rangking 10% teratas di kelas secara konsisten), (b), tidak beruntung secara regional dan juga dalam hal penghasilan keluarga, gender, dan lokasi geografi untuk mengakses pendidikan tinggi yang berkualitas, dan (c), memiliki jiwa kepemimpinan untuk diri sendiri dan pembangunan daerahnya. Untuk kategori (2), merekomendasikan banyak sekali pusat studi wanita di TPSDP pada jalur profesional dan akademik untuk perempuan – perempuan daerah.
Bridging, mentoring, dan tutorial
SSE baru memiliki skema desentralisasi. Di dalam skema baru ini, beberapa universitas di setiap region TPSDP akan diberi otoritas untuk melaksanakan skema sesuai dengan kondisi lokasi dan regionalnya, dan juga kualifikasi dari si penerima beasiswa.
Kriteria untuk leading universitas region adalah :
1. memiliki program studi yang berakreditasi minimum B dan sesuai dengan yang ditargetkan dalam skema. Program studi dengan akreditasi A menjadi prioritas. Program studi tersebut harus selaras dengan tencana pembangunan daerah dan / atau nasional, dan kebutuhan industri (sains dan teknik, pertanian, pengobatan dan kesehatan, ekonomi, hukum dan lain - lain). Hal ini untuk memastikan bahwa investasi dalam pendidikan akan kembali ke daerah.
2. mempunyai unit – unit yang mendukung proses belajar siswa seperti pusat bimbingan konseling dan pembangunan karir (student Advisory or Carer Development Centres).
3. mempunyai hubungan dan kerjasamabaik dengan SMA/MA/SMK di daerahnya (seperti menyediakan pelatih rutin untuk guru-guru SMA/MA/SMK dan/atau mengadakan open house dalam rangka promosi perguruan tinggi dan program studynya).
4. DIKTI dapat memberi kriteria tambahan. Have active linkages with regional high schools (through providing regular training for senior high school teacher and/or through holding tegular open house programs to promote the university anda its program studies)
5. DGHE may add additional criteria
Leading universitas tegion dikoordinasikan oleh koordinator region.
Suatu leading university nasional harus memenuhi kriteria sebagai leading universitas regional, dan juga :
1. Pengakuan Internasional
2. Bekerjasama aktif dengan industri – industri
3. implementasi program yang stabil/sustain.
Biaya Perkuliahan dan Biaya Iainnya
semua beasiswa SSE diberikan selama 4 tahun program sarjana dan 3 tahun untuk program diploma. Dalam perhitungan biaya satuan beasiswa, penting untuk memperhatikan standar Upah Minimum (UMR) untuk setiap daerah (region). Kemungkinan sumber – sumber dana beasiswaadalah pemerintahan nasional, pemerintahan daerah, industri, dan donatur (domestik dan internasional).
Dengan mengacu pada kerangka ADB untuk SSE, penerima beasiswa di region 2 akan mendapatkan bantuan untuk biaya SPP dan biaya hidup. Sedangkan untuk siswa yang berasal dari luar region akan mendapatkan tambahan bantuan berupa biaya perjalanan untuk pulang ke daerahnya pada saat libur semester. Untuk penerima beasiswa di region 1 dan region 3 akan mendapatkan bantuan untuk biaya SPP dan biaya tambahan lainnya.
Seleksi Calon Untuk SSE
DIKTI akan mengumumkan secara nasional tentang adanya program beasiswa, satu tahun sebelum pelaksanaan seksama tersebut. Lulusan SMA, MA, atau SMK terbaik 10% teratas yang memenuhi syarat yang ditetapkan dapat mengajukan namanya untuk mendaftar ke universitas leading di region 1, 2 dan 3.
Leading universitas regional (tegion 1 dan 3) dan leading universities nasional (region 2) membuat keputusan atas siapa yang berhak mendapatkan beasiswa. Universitas – universitas ini akan bertanggung jawab atas implementasi SSE trhadap siswa yang diterima.
Permasalahan yang ada
Untuk merealisasikan SSE baru, mekanisme kerja antara DIKTI dan DIKNAS serta DEPAG mesti dilakukan.
Mekanisme kerja untuk mengumpulkan sumber dana selain dari pemerintah juga harus dilakukan . hal ini mencakup laporan pertanggung jawabannya juga apabila terlaksana.
Dalam skema baru, ada beberapa kasus yang mungkin muncul seperti :
1. siswa lulusan SMA, MA, atau SMK yang memenuhi seluruh persyaratan tetapi gagal melewati (tidak lulus) ujian masuk universitas yang dilamar/SPMB.
2. penerima beasiswa yang setelah satu tahun kuliah memutuskan untuk menggantikan program studi atau universitasnya.
MISI YANG PALING HAKIKI DARI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN PAPUA
· menghimpun, memelihara, dan mentransfer nilai – nilai budaya, dan pengetahuan umat manusia dari generasi ke generasi yang menerus di Papua
· membangun sumberdaya insani Papua yang cerdas dan kompetitif
MASALAH DAN TANTANGAN PENDIDIKAN DI PAPUA
1. Kualitas Pendidikan relatif masih rendah dan tenaga pendidik belum mampu memenuhi kompetensi dalam mendidik.
2. Pendidikan tinggi belum memadai dan menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK
3. Manajemen Pendidikan belum berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel
4. Anggaran pembangunan dan pembiayaan pendidikan belum memadai dan sangat minim bagi para siswa/i papua yang mana penyalurannya hanya mencapai 0,9% saat ini.
5. TINGGINYA DISPARITASI GENDER DALAM PENDIDIKAN
6. Tingkat Pendidikan masyarakat relatif masih rendah
Rata – rata lama sekolah penduduk usia > 15 = 7.1 tahun
Penduduk usia > 10 tahun yang berpendidikan SMP & SD = 45 %
Buta aksara untuk penduduk usia > 15 tahun 10.5 %
7. Dinamika perubahan struktur penduduk di papua belum sepenuhnya terakomodasi dalam pembangunan pendidikan
8. Adanya kesenjangan tingkat pendidikan
9. Fasilitas pelayanan pendidikan belum tersedia secara merata di papua
10. Isolasinya daerah – daerah terpencil akibat geografis wilayah yang membuat pertumbuhan pendidikan di daerah terpencil papua semakin menurun.
11. Kurangnya tenaga pendidik yang benar – benar mengabdi pada daerah – daerah yang terisolasi di papua.
12. Keinginan belajar anak – anak papua di daerah terpencil semakin tinggi, namun impian mereka menjadi hambar akibat tidak tersedianya fasilitas belajar dan tenaga pendidik.
13. Mutu pendidikan SMP/SLTA/SMK/SD/MA/MTs belum mencapai standar yang diharapkan (tenaga pengajar, fasilitas, pembiayaan, manajemen, proses dan prestasi siswa)
14. Akses pendidikan SMP/SLTP/SMK/MA/MTs masih relatif rendah.
USULAN STRATEGI PENGENTASAN MASALAH DAN TANTANGAN PENDIDIKAN DI PAPUA
Strategi yang diusulkan Untuk Pengentasan Masalah dan tantangn Pendidikan di Tanah Papua adalah :
1. Pemberian Bantuan PKPS BBM
2. Pemberian Bantuan Subsidi BOS
3. Pemberian Bantuan subsidi BOS buku
4. Memperlengkap fasilitas belajar mengajar seperti gedung sekolah, perpustakaan, lab, lapangan olahraga dan asrama pelajar.
5. Mendorong Peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
6. Pemberian bantuan beasiswa
7. Pemberian bonus atau kenaikan gaji upah para guru sebagai imbalan pengabdian mereka di daerah terisolasi sehingga membuat mereka menjadi betah untuk tetap mengajar.
MASALAH KARAKTER YANG MEMPENGARUHI PROSES PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI PAPUA
Pertama yang terlihat bahwa eksistensi orang papua masih kuat bersifat eksklusif, hal ini bisa dilihat dari jarak, baik kesenjangan sosial, ekonomi dari ruang lingkup masyarakat yang ada di perkotaan dan di pedalaman serta ditambah lagi dengan komunikasi antar suku tidak berjalan produktif dan kondusif.
Hal ini mencerminkan bahwa tingkat eksklusifitas masyarakatnya masih kuat dan egoisme masyarakatnya masih tinggi dan kuat. Jadi tipologi orang papua itu bisa dikatakan orangnya pintar secara alami.
Ciri – cirinya susah diatur dan merasa mudah bergerak sendiri untuk survive sehingga sifat petualangannya tinggi. Jadinya Ia sendiri berjalan kemanasaja dia hidup, dia tidak butuh banyak orang untuk menolong atau menyelamatkan dia, dia merasa dirinya sendiri mampu. Hal ini yang membuat orang papua kebanyakan tidak suka untuk dibicarakan, tidak sabar, memiliki prinsip tutup diri dan susah diatur.
Rasa solidaritas sosial di dalam semangat kerjasama dan gotong royong masyarakat papua sekarang cenderung menipis dan sikap diskriminatif sangat menguat apalagi adalanya prinsip birokrasi balas dendam yang terjadi di papua saat ini, sehingga membuat adanya degradasi moral yang drastis dimana kekerasan kriminalitas dan KKN tampil kemuka mewarnai panggung kehidupan sosial masyarakat papua saat ini. Hal ini juga mengakibatkan pengangguran yang semakin meningkat dan adat istiadat tradisi kehidupan masyarakat papua sebagai bagian penting dari kebudayaan lokal setempat terancam punah oleh desakan nilai – nilai kebudayaan baru yang cenderung menghilangkan jati diri masyarakat papua dalam hidup berpendidikan.
Kesadaran tertutup tersebut dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya
Sebagai berikut :
1. Tipologi Perilaku masyarakat yang tidak terbuka pada perubahan
2. Fatalistik, jadi menyerahkan semua hidupnya selalu pada takdir
3. Hidupnya selalu berorientasi pada masa lalu, misal dari dulu nenekmoyang saya begini dan ini sudah bagus mengapa anda yang datang mengubah – ubah lagi.
4. Tidak berusaha untuk mengubah masa kini dan masa mendatang
5. kecenderungan mereka lebih senang mengikuti perilaku orang – orang barat (kebarat - baratan)
Kesadaran Terbuka :
1. Dia kritis pada orang dan kejadian tetapi tidak mempersoalkan sistim
2. Terhadap perubahan yang terjadi, terbatas pada sukuisme dan tidak membaur sehingga melahirkan :
§ Adanya kepentingan yang mulai bekembang dan bertumbuhlah kesadaran akan adanya rasa Kesenjangan dan ketidakadilan.
§ Orientasi sikapnya cenderung berusaha untuk mengatasi gejala – gejala dan bukan pada akar permasalahannya. Sebagai contoh, gejala dikemas sebagaimana layaknya masalah, tapi untuk menyelesaikan masalah ini, ia ciptakan masalah baru, dan masalah hanya ada pada gejala. Dan masalah yang ada dibalik gejala itu lalu hilang dengan sendirinya dan tidak lagi menjadi opini publik. Jadi menyelesaikan masalah yang ada bukan dengan menuntaskannya melainkan justru menciptakan masalah yang baru.
STRATEGI PENANGGULANGAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI PAPUA
Strategi yang di usulkan guna menanggulangi pembangunan pendidikan Papua yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah :
1. Pembinaan / bimbingan akan karakter dan mental
2. Penyempuranaan kurikulum yang berbasis kompetensi, kurikulum dengan program pendidikan keterampilan (life skill) melalui pendidikan bermasyarakat
3. Proses pemilihan atau penyaringan tenaga kerja terdidik dengan meningkatkan profesionalisme sesuai pada tugas dan bidangnya
4. Pengkajian tentang renominasi tenaga pengajar yang berkompetensi
5. Pendidikan dan proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi lingkungan dan karakter, dan tenaga pengajar diharuskan menguasai situasi dan karakter orang – orang di papua
6. Adanya sistem pengasramaan bagi para pelajar, dengan aturan – aturan yang tegas dan harus dibawa pengawasan Bapa / Ibu asrama, bila perlu menggunakan sistem ABRI alasan karakter yang keras dan kecenderungan ingin memimpin dan mengatur diri sendiri daripada diatur orang lain atau mengikuti aturan – aturan yang dibuat karena dianggap mengikat.
7. Pengiriman tenaga pendidik yang benar – benar siap fisik dan mental, karena ketidak betahan tenaga pendidik mengakibatkan sekolah – sekolah di daerah terpencil menjadi sepi tak beraktifitas, bukannya karena libur tetapi karena tidak adanya tenaga pengajar.
8. Persediaan sarana dan prasarana belajar mengajar dengan perlengkapan belajarnya seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, serta informasi tentang beasiswa bagi murid berprestasi yang juga merupakan salah satu pemacu semangat belajar siswa/i.
9. Metode mengajar yang harus diterapkan di papua adalah sedikit bicara (teori) banya praktek, alasannya karena karakter orang papua yang sudah dibentuk oleh alam yang memaksanya mau tidak mau mendatangkan segala sesuatu dengan menggunakan otot, sehingga kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi dibanding mendengar dan berbicara. Oleh karena itu tuntutan atau juga salah satu kriteria bagi tenaga pengajar (guru) yang disalurkan kesekolah – sekolah atau universitas di papua setidaknya tidak hanya berteori saja, namun harus memiliki kemampuan dalam memberikan praktek lapangan.
10. Orang papua lebih cepat mengetahui dan menguasai segala sesuatu dengan cara berteori dan langsung mempraktekkannya dan bisa dikatakan mereka lebih bersemangat untuk praktek dibanding teori dan imajinasi orang papua lebih cepat encer dengan menangkap segala sesuatu tentang objek yang dipraktekkan secara nyata.
1. Pembinaan / bimbingan akan karakter dan mental
2. Penyempuranaan kurikulum yang berbasis kompetensi, kurikulum dengan program pendidikan keterampilan (life skill) melalui pendidikan bermasyarakat
3. Proses pemilihan atau penyaringan tenaga kerja terdidik dengan meningkatkan profesionalisme sesuai pada tugas dan bidangnya
4. Pengkajian tentang renominasi tenaga pengajar yang berkompetensi
5. Pendidikan dan proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi lingkungan dan karakter, dan tenaga pengajar diharuskan menguasai situasi dan karakter orang – orang di papua
6. Adanya sistem pengasramaan bagi para pelajar, dengan aturan – aturan yang tegas dan harus dibawa pengawasan Bapa / Ibu asrama, bila perlu menggunakan sistem ABRI alasan karakter yang keras dan kecenderungan ingin memimpin dan mengatur diri sendiri daripada diatur orang lain atau mengikuti aturan – aturan yang dibuat karena dianggap mengikat.
7. Pengiriman tenaga pendidik yang benar – benar siap fisik dan mental, karena ketidak betahan tenaga pendidik mengakibatkan sekolah – sekolah di daerah terpencil menjadi sepi tak beraktifitas, bukannya karena libur tetapi karena tidak adanya tenaga pengajar.
8. Persediaan sarana dan prasarana belajar mengajar dengan perlengkapan belajarnya seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, serta informasi tentang beasiswa bagi murid berprestasi yang juga merupakan salah satu pemacu semangat belajar siswa/i.
9. Metode mengajar yang harus diterapkan di papua adalah sedikit bicara (teori) banya praktek, alasannya karena karakter orang papua yang sudah dibentuk oleh alam yang memaksanya mau tidak mau mendatangkan segala sesuatu dengan menggunakan otot, sehingga kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi dibanding mendengar dan berbicara. Oleh karena itu tuntutan atau juga salah satu kriteria bagi tenaga pengajar (guru) yang disalurkan kesekolah – sekolah atau universitas di papua setidaknya tidak hanya berteori saja, namun harus memiliki kemampuan dalam memberikan praktek lapangan.
10. Orang papua lebih cepat mengetahui dan menguasai segala sesuatu dengan cara berteori dan langsung mempraktekkannya dan bisa dikatakan mereka lebih bersemangat untuk praktek dibanding teori dan imajinasi orang papua lebih cepat encer dengan menangkap segala sesuatu tentang objek yang dipraktekkan secara nyata.
Sabtu, 08 Maret 2008
Langganan:
Postingan (Atom)