Pertama yang terlihat bahwa eksistensi orang papua masih kuat bersifat eksklusif, hal ini bisa dilihat dari jarak, baik kesenjangan sosial, ekonomi dari ruang lingkup masyarakat yang ada di perkotaan dan di pedalaman serta ditambah lagi dengan komunikasi antar suku tidak berjalan produktif dan kondusif.
Hal ini mencerminkan bahwa tingkat eksklusifitas masyarakatnya masih kuat dan egoisme masyarakatnya masih tinggi dan kuat. Jadi tipologi orang papua itu bisa dikatakan orangnya pintar secara alami.
Ciri – cirinya susah diatur dan merasa mudah bergerak sendiri untuk survive sehingga sifat petualangannya tinggi. Jadinya Ia sendiri berjalan kemanasaja dia hidup, dia tidak butuh banyak orang untuk menolong atau menyelamatkan dia, dia merasa dirinya sendiri mampu. Hal ini yang membuat orang papua kebanyakan tidak suka untuk dibicarakan, tidak sabar, memiliki prinsip tutup diri dan susah diatur.
Rasa solidaritas sosial di dalam semangat kerjasama dan gotong royong masyarakat papua sekarang cenderung menipis dan sikap diskriminatif sangat menguat apalagi adalanya prinsip birokrasi balas dendam yang terjadi di papua saat ini, sehingga membuat adanya degradasi moral yang drastis dimana kekerasan kriminalitas dan KKN tampil kemuka mewarnai panggung kehidupan sosial masyarakat papua saat ini. Hal ini juga mengakibatkan pengangguran yang semakin meningkat dan adat istiadat tradisi kehidupan masyarakat papua sebagai bagian penting dari kebudayaan lokal setempat terancam punah oleh desakan nilai – nilai kebudayaan baru yang cenderung menghilangkan jati diri masyarakat papua dalam hidup berpendidikan.
Kesadaran tertutup tersebut dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya
Sebagai berikut :
1. Tipologi Perilaku masyarakat yang tidak terbuka pada perubahan
2. Fatalistik, jadi menyerahkan semua hidupnya selalu pada takdir
3. Hidupnya selalu berorientasi pada masa lalu, misal dari dulu nenekmoyang saya begini dan ini sudah bagus mengapa anda yang datang mengubah – ubah lagi.
4. Tidak berusaha untuk mengubah masa kini dan masa mendatang
5. kecenderungan mereka lebih senang mengikuti perilaku orang – orang barat (kebarat - baratan)
Kesadaran Terbuka :
1. Dia kritis pada orang dan kejadian tetapi tidak mempersoalkan sistim
2. Terhadap perubahan yang terjadi, terbatas pada sukuisme dan tidak membaur sehingga melahirkan :
§ Adanya kepentingan yang mulai bekembang dan bertumbuhlah kesadaran akan adanya rasa Kesenjangan dan ketidakadilan.
§ Orientasi sikapnya cenderung berusaha untuk mengatasi gejala – gejala dan bukan pada akar permasalahannya. Sebagai contoh, gejala dikemas sebagaimana layaknya masalah, tapi untuk menyelesaikan masalah ini, ia ciptakan masalah baru, dan masalah hanya ada pada gejala. Dan masalah yang ada dibalik gejala itu lalu hilang dengan sendirinya dan tidak lagi menjadi opini publik. Jadi menyelesaikan masalah yang ada bukan dengan menuntaskannya melainkan justru menciptakan masalah yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar