Launching

Launching

Sabtu, 01 Maret 2008

PENGANTAR


ampai saat ini penerbitan buku baru dalam dunia arsitektur di Indonesia masih tergolong sangat langkah, padahal sesungguhnya Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan lebih dari suku bangsa dan bahasa, menyimpan warisan atau pusaka budaya yang sangat kaya dan beragam.

Tidak terkecuali warisan budaya dalam wujud arsitektur tradisional yang tampak sederhana dan betul perbedaannya antara arsitektur di satu daerah dengan daerah lain.

Siapa yang tak mengenal arsitektur joglo di jogja dan solo, arsitektur bogonjong do sumatera barat, arsitektur tongkonan di Toraja, meru di bali, honai di papua, dan lain – lain.

Kebanyakan arsitektur tradisional malahan terpanah dengan karya – karya arsitektur barat dengan label – label yang tampak lebih bergengsi : moderen. late moderen, new moderen, post moderen. Hanya beberapa arsitek saja yang tertarik untuk meneliti dan menerbitkan buku tentang arsitektur tradisional, atau yang memanfaatkan konsep atau kaidah perancangan tradisional dalam karya arsitektur baru. Beberapa nama yang tenar adalah: Romo Mangun (dengan berbagai karya monumental berupa gereja – gereja atau tempat ziarah seperti Sendang Sono dan perumahan untuk kaum papa di Ledok Kode Jogjakarta). Adhi Moersid (dengan karyanya berupa masjid said naum). Joseph Pryotomo (dengan berbagai tulisan dan buku – buku yang telah diterbitkan). Hasan Poerbo, Johan Silas, Suswondo, Bismo Sutedjo, Han Awal, dan beberapa tokoh – tokoh lain.

Sungguh sangat menggembirakan bahwa arsitek – arsitek mudah seperti Yori Antar dan mereka yang tergabung dalam paguyuban arsitektur muda Indonesia (AMI) mulai tampak kiprah pemikiran dan gagasannya yang lepas dari tekanan ide – ide atau Cekokan Negara barat.

Disadari bahwa rumah – rumah tradisional di Indonesia pada umumnya dan di daerah kabupaten Sorong Selatan Papua yaitu rumah tradisional suku Maybrat Imian Sawiat pada khususnya harus dilestarikan, karena merupakan warisan nenek moyang, yang mana memuat kemurnian nilai – nilai tradisional arsitekturalnya. Dalam rangka inilah penulis mencoba mengetengahkan sekelumit tulisan tentang rumah tradisional suku Maybrat Imian Sawiat ini.

Mudah – mudahan dengan adanya risalah buku ini kiranya dapat dijadikan sebagai referensi yang memuat data – data arsitektur tradisional suku Maybrat Imian Sawiat, maupun dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi para peminat dengan segala hal yang berbau tradisional untuk menciptakan karya yang lebih sempurna.

Kami sadar bahwa risalah ini tentu ada kekurangan – kekurangan maupun kelemahannya, ibarat tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu segala tegur, sapa dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tulisan – tulisan selanjutnya. Harapan kami semoga ada penerus-penerus berbakat yang akan lebih memperkenalkan arsitektur tradisional Maybrat Imian Sawiat ini lebih sempurna daripada tulisan-tulisan saat ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada:

1. Nama Tuhan yang bertakhta di atas lidah dan hati anak – anaknNya beserta ciptaan alam semesta.

  1. Pelaku Arsitektur tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat

  2. binterbusih yang mana sebagai sponsor dalam penulisan buku ini,

  3. Bpk. Sri sebagai Direktur Lembaga Studi Papua (LSP) Yogyakarta, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam pengeditan buku ini.

  4. Bpk. Prof. Dr. Ir. Bandul suratno. Eng. Arch. Yang sangat banyak menyumbangkan ide – ide dalam penulisan buku ini.

  5. Bpk. Cornels. F. Sagrim. yang selama ini banyak membantu kami dalam studi.

  6. Bapak Yafet Naa yang telah bersedia menceriterakan sejarah arsitektur tradisional suku Maybrat, imian dan sawiat

  7. Otis Snanfi, Alberd B Duwit., Roy Kareth, Yoas Sagrim, Onesimus Kambu,

Marthen kambu, Agus Kambuaya, Demianus Saflesa, Albert Safkaur, Enos Sagisolo, Bertho solossa, Abraham Sraun, Yantho Lilinwelat, Steven Jitmau yang telah meluangkan waktu untuk mendorong kami dalam penuliasan buku ini, dan semua teman – teman Ikatan Mahasiswa Arsitektur Internasional Asia Pasifik DIY Indonesia yang banyak memberi masukan – masukan dalam melengkapi penulisan buku ini.

  1. pihak – pihak terkait lainnya


Tidak ada komentar: