FUNGSI
Secara umum, rumah merupakan tempat berlindung, pusat aktifitas yang mana didalamnya terisi manusia, perabot – perabot rumah dan ruang aktifitas. Bagi orang Maybrat Imian Sawiat, rumah dianggap sebagai tempat menanggulaingi diri baik dari serangan musuh, binatang buas, hujan, angina, matahari dan kelembaban.
Walaupun dalam tampilannya, bangunan arsitektur Suku Maybrat Imian Sawiat kelihatan sederhana, namun dengan kesederhanaanya itu mampu menanggulangi penghuninya dalam keberlanjutan hidupnya dari beberapa abad lamanya hingga saat ini.
FUNGSI RUMAH DALAM KELUARGA
Bangunan rumah tidak hanya dipandang sebagai suatu objek ramuan dari benda mati, walau kelihatannya demikian, namun merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia itu sendiri. Dengan demikian bangunan rumah adalah suatu kebutuhan manusia akan tempat mengamankan diri beserta kelengkapan barang - barangnya.
A. 1. Fungsi Rumah dalam Ekonomi keluarga
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dalam keluarga yang mana merupakan tempat perkumpulan antara ayah, ibu dan anak. Namun rumah dianggap sebagai salah satu tempat hunian yang ekonomis dan nyaman, karena selain kenyamanan juga merupakan tempat pengembangan aktifitas keluarga yang berkaitan dengan kebutuhan dan ekonomi.
A.2. Fungsi Rumah dalam Budaya Keluarga
Rumah bukan hanya sebagai suatu kebutuhan, namun juga berfungsi sebagai wadah atau tempat yang mampu menampung manusia, baik satu orang bahkan lebih dari satu orang. Fungsi rumah dalam keluarga adalah merupakan tempat tinggal atau tempat pertemuan suatu keluarga yang mana terdiri dari Ayah, Ibu dan anak. Rumah dalam keluarga juga dibutuhkan sebagai pelindung akan aktifitas suatu keluarga yang berkaitan dengan kepribadian keluarga itu. Banguanan rumah juga sudah merupakan suatu kebudayaan manusia yang di kembangkan secara - terus menerus, terutama orang yang sedang berkeluarga, karena rumah merupakan salah satu jati diri yang mencerminkan keluarga tersebut.
FUNGSI RUMAH DALAM MASYARAKAT
Fungsi rumah dalam masyarakat merupakan suatu sarana yang difungsikan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam musyawarah dan upacara – upacara tertentu.
Rumah dalam masyarakat menunjukkan suatu eksistensi keberadaan masyarakat yang berkumpul membentuk suatu pola hunian yang bermula dari kampung, distrik, dan seterusnya menjadi suatu perkotaan yang besar. Rumah menunjukkan jatidiri suatu bangsa yang mana tertampilkan pada jenis atau gaya – gaya bangunannya.
B.1. Fungsi Rumah dalam Ekonomi Masyarakat
Rumah dalam masyarakat, merupakan sarana pengembangan akan ekonomi makro misalkan sebagai pasar, took, mall dan plaza.
B.2. Fungsi Rumah dalam Budaya Masyarakat
Dalam budaya masyarakat, rumah dianggap sebagai salah satu tempat yang menampung kegiatan –kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan kebuadayaan. Misalnya rumah merupakan sarana dalam pengembangan budaya akan pendidikan, sebagai tempat pengembangan akan budaya religi, sebagai arena pertunjukkan / gedug teater seni.
FUNGSI RUMAH DALAM KEBUDAYAAN
Berbicara mengenai suatu bangunan Arsitektur, berarti berbicara mengenai kebudayaan. Karena rumah merupakan hasil dari budaya itu sendiri, sebab didalamnya memuat bermacam – macam makna, baik menyangkut kemanusiaan, kosmos, religi, situasi dan lain sebagainya.
Rumah diibaratkan sebagai budaya suatu bangsa yang mana tampil dengan ragam ciptaan bangsa itu sendiri yang di ramu dalam wajah bangunannya, seperti rumah Joglo di Jawa, yang mana memuat makna kebudayaan manusia jawa, Rumah Honai di Papua, yang mana juga memuat makna kebudayaan Manusia Papua, dan rumah – rumah moderen lainnya seperti bangunan – bangunan beraliran eropa yang menunjukkan budaya orang eropa, rumah feng shui di china yang juga menunjukkan jati diri orang china dan berbagai jenis bangunan yang tidak kami sebutkan dengan masing – masing gaya dan kepribadiannya sendiri
Rumah berfungsi sebagai tempat menampung kebudayaan suatu bangsa baik itu budaya yang terkandung langsung dalam bangunan rumah itu sendiri dan budaya lepas (budaya yang di kembangkan oleh manusia).
KONSEP
Rumah tradisional Maybrat Imian Sawiat dalam konsep Arsitektur Tropis.
A.1. Pengertian Arsitektur Tropis
Kata arsitektur berasal dari bahasa Yunani : Arche, dan Tektoon. Arche berarti yang asli, yang utama, yang awal, sedangkan Tekton berarti kokoh, tidak roboh, stabil dan sebagainya. Jadi dalam pengertiannya yang semula “Arsitektur” dapat diartikan sebagai suatu cara asli untuk membangun secara kokoh. Memang disadari bahwa sejak manusia keluar dari gua – guanya, ia terus menerus bergulat melawan kekuatan – kekuatan alam dan situasi sekitarnya seperti : gaya tarik bumi, hembusan angin kencang, goncangan gempa, teriknya matahari bahkan dinginnya salju. Melalui proses coba dan mencoba (trial and error) selama bergenerasi – generasi terbentuklah suatu tradisi membangun yang khas (yang asli) dengan menggunakan bahan yang kokoh terhadap kekuatan – kekuatan alam sekitarnya.
Batasan pengertian dalam arsitektur tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat adalah “merupakan seni, ilmu dan teknologi tradisional yang berkaitan dengan bangunan dan penciptaan akan arsitektur mereka dengan fungi ruang sebagai kegunaan aktifitas mereka”.
Arsitektur tradisional Maybrat Imian Sawiat merupakan pernyataan ruang dan waktu dari segenap kehidupan (jati diri) manusia Maybrat Imian Sawiat yang berbudaya, yang mana mampu memberi wadah bagi segenap aktivitas kehidupan. Arsitektur tradisional Maybrat Imian Sawiat bukanlah semata – mata mengubah cara hidup orang – orang Maybrat Imian Sawiat dari manusia gua menjadi manusia penghuni rumah, tetapi lebih dari itu merupakan suatu ekspresi manusia Maybrat Imian Sawiat dan juga merupakan persoalan kemanusiaan serta persoalan sosial yang luas.
Disadari bahwa arsitektur tradisional Maybrat Imian Sawiat merupakan hasil dari pemikiran kreatif Masyarakat Maybrat Imian Sawiat yang diwujudkan dalam suatu bangunan. Sebagaimana dikatakan bahwa nenekmoyang kita membangun pondok / gubuknya melalui proses pemikiran dan image mereka tentang pondok untuk tempat tinggal. Oleh karena itu seni merupakan bagian atau pelengkap untuk kesempurnaan suatu bangunan, dan seni merupakan bagian daripada ilmu arsitektur.
A. 2. Faktor – faktor Iklim Tropis Mempengaruhi
Kenyamanan Thermal Dalam Ruang.
Penelitian mengenai kenyamanan thermal baik dari Szokolay (1980), Egan (1975), maupun dari Santoso (1986), tidak disepakati suatu besaran kenyamanan yang sama. Kenyamanan thermal tidak dapat diartikan sebagai suatu besaran tetap, tetapi merupakan ambang batas relativ yang menunjukkan bahwa kondisi iklim tertentu, lingkungan sekitar, jenis kelamin, kelompok usia, aktifitas dan lain sebagainya. Hal ini diperjelas dengan memperhatikan faktor – faktor yang mendukung kenyamanan thermal adalah sebagaimana pada tabel berikut :
Faktor – Faktor Kenyamanan thermal
-
FAKTOR FISIOLOGI
FAKTOR PERANTARA
FAKTOR
FISIK
Makanan
Pakaian
Temperature Udara
Ras Bangsa
Aktivitas
Temperature dinding
Umur
Penyesuaian
Kelembaban
Jenis Kelamin
Musim
Gerakan udara
Kondisi Tubuh
Jumlah penghuni
Tekanan Udara
Situasi lingkungan
Psiko factor
Komposisi Udara
Listrik Udara
Pengaruh Akustik
Pengaruh Mata
Kehilangan panas pada manusia disebabkan oleh konveksi kondisi, evaporasi dan radiasi. Konveksi sekitar 40%, evaporasi 20%, radiasi matahari sekitar 40% dan konduksi biasanya memberi kontribusi sangat kecil. Jumlah kehilangan panas ini akan menentukan respon seseorang terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga ia akan mampu merasakan kenyamanan thermal yang mana didukung oleh : temperatur udara, radiasi penggerakan udara, dan kelembaban relatif. Kombinasi dan faktor – faktor ini akan menghasilkan suatu nilai kenyamanan thermal tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram faktor – faktor Kenyamanan Thermal.
KEHILANGAN PANAS PADA MANUSIA
Konveksi (40 %) Evaporasi (20 %) Radiasi (40 %)
Konduksi (Sangat Kecil)
Temperatur Udara Radiasi Pergerakan Udara Kelembaban Relatif
Elemen – Elemen iklim yang mempengaruhi kenyamanan thermal adalah :
Radiasi (radiation)
Kenyamanan radiasi (thermal comfort) merupakan hal penting dalam menciptakan suatu kenyamanan dalam ruang. Walau hal ini tergantung pada Radiasi matahari (sun rise).
temperatur udara (air temperature)
kenyamanan temperatur (thermal comfortable) juga merupakan suatu hal penting dalam menciptakan suatu kenyamanan di dalam ruang, walau hal ini tergantung dari perasaan pada bagian subjektiv (subjective veeling state) dan perasaan kenyamanan (convortable veeling) namun ini harus tetap diusahakan agar dapat tercipta, karena walaupun bagaimana manusia mempunyai kemampuan adaptasi yang terbatas, dan bila hal ini terlampaui maka bisa mengakibatkan gangguan. Penyelesaian dari masalah ini adalah berkaitan sangat erat dengan faktor – faktor kenyamanan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan.
Sesungguhnya sangat sukar sekali dalam menentukan ukuran – ukuran kenikmatan secara tepat oleh karena kombinasi dan pergerakan udara dengan kecepatan 4,57m -7,63m /menit, suhu udara 20,4°C dan kelembaban 20% - 70%, dan kecepatan pergerakan udara sama seperti disebutkan di atas. Kombinasi temperature udara, kelembaban, dan kecepatan angin yang membentuk temperature nyaman pada saat tersebut di katakan sebagai temperatur efektif.
Kelembaban dan Curah Hujan (evaporate and rain)
Kelembaban udara dapat mengalami fluktuasi yang tinggi, sangat tergantung terutama pada perubahan temperatur udara. Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi pula kemampuan udara menyerap air. Kelembaban relativ menunjukkan perbandingan antara tekanan uap air yang ada terhadap tekanan uap air maksimum yang mungkin dalam kondisi temperatur udara tertentu yang di nyatakan dalam porsen. Udara yang telah jenuh tidak dapat menyerap air lagi karena tekanan air maksimum telah tercapai. Sedangkan kelembaban absolut adalah kadar air dari udara yang dinyatakan dalam garam perkilogram udara kering, dengan cara mengukur tekanan yang ada pada udara dalam kilo pascal (Kpa) atau disebut juga tekanan uap air.
Kelembaban udara yang nikmat untuk tubuh berkisar 40 – 70%. Padahal tempat – tempat seperti ditepi pantai, berkisar 80%-98%. Untuk itu diperlukan pengembangan lain demi rasa comfort tubuh. Dengan kata lain proses penguapan harus dipercepat. Jika kelembaban udara sudah jenuh, maka tubuh kita tidak bisa menguapkan keringat lagi. Khusus yang tinggal di daerah pantai harus diingat bahwa angin laut selain membawa kelembaban, jug membawa kadar garam yang tinggi, yang menyusup dan merusak bahan – bahan logam di mana – mana.
Pengaturan kelembaban dalam ruang juga sangat penting karena kelembaban ruangan yang tinggi dapat menyebabkan penggemburan permukaan kaca pada musim dingin dan kelembaban rendah dapat mengakibatkan masalah listrik statis. Di daerah iklim tropis yang bercurah hujan tinggi, faktor kelembaban harus mendapat perhatian. Kelembaban dapat membawa bahaya dan kerugian – kerugian. Mengakibatkan dinding – dinding menjadi basah yang mana bisa mengurangi daya isolasi kalor, sedangkan penguapan kebasahan dinding juga membuat ruang menjadi dingin, menambah kadar uap air didalamnya. Itu semua mendorong uap air dalam ruangan untuk berkondensasi. Kelembaban yang tidak ditiup pergi oleh angin dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan di dalam ruang.
Pada kenyataannya orang dipantai tidak terlalu merasa kesal terhadap suhu. Yang paling dirasakan sebagai penyebab ketidak enakan bukan pertama suhu udara, melainkan kelembaban. Selain itu kelembaban dapat menimbulkan pembusukan pada kayu, pengkaratan logam – logam.
Penggerakan Udara (air wave)
Penggerakan udara terjadi disebabkan oleh pemanasan lapisan – lapisan yang berbeda – beda. Angin yang diinginkan, angin lokal, sepoi – sepoi yang memperbaiki iklim makro, angin yang memiliki gerakan kuat tidak diharapkan sehingga pemecahan harus diberikan. Gerakan udara didekat permukaan tanah dapat bersifat sangat berbahaya dengan gerakan di tempat yang tinggi. Semakin kasar permukaan yang dilalui, semakin tebal lapisan udara.
Arah angin sangat menentukan orientasi bangunan. Di daerah lembab diperlukan sirkulasi udara yang terus – menerus. Di daerah tropika basah, dainding – dinding luas sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan. Sedangkan perbandingan untuk kecepatan angin, dan akibat serta pengaruh yang ditimbulkan pada manusia di lingkungannya. Lihat tabl :
Tabel: Perbandingan untuk Kecepatan Angin, dan Akibat serta Pengaruh yang ditimbulkan pada Manusia di Lingkungannya
Beufort No | Indikasi / Gejala | Kecepatan (kmph) |
0 1
2
3
4
5
6
7
8 9
10
11 12 | Asap berhembus vertical Arah angin tampak dari serabut lepas dari asap, belum dari kepulan Asap yang condong menuju arah angin. Angin terasa diwajah, menimbulkan desiran, kepulan asap condong Menuju arah angin. Ranting – ranting kecil dan dedaunan bergerak terus, angin bisa meningkatkan kibaran bendera Angin menghamburkan debu dab kertas, menggerakkan gerakan dahan- dahan kecil Angin menggoyangkan pepohonan kecil, terjadi riak – riak kecil ombak / gelombang Bergoyangnya dahan besar, timbulnya bunyi kabel telegraph bersinggungan akibat tertiup angin, paying terbuka sulit dikuasai Seluruh pepohonan bergoyang, gangguan melawan angin dirasakan oleh pejalan kaki Ranting pohon patah, kepayahan pejalan kaki di jalan Pepohonan bertumbangan, timbulnya kerusakan kecil pada bangunan, genteng – genteng bangunan mulai beterbangan. Terjadinya kerusakan lebih parah pada konstruksi bangunan, pohon – pohon ambruk Terjadinya kerusakan/malapetaka yang lebih luas Angin ribut / badai tofan | Kurang dari 1.5 |
Untuk bangunan di daratan yang berdataran tinggi, harus memperhatikan sifat angin yang kadang – kadang kencang dan hal ini perlu dihindari. Jadi kecuali mempelajari cepat dan lembabnya gerakan angin di suatu daerah, dan sangat perlu juga diketahui arah angin setempat.
Untuk daerah panas lembab, pola penataan bangunan teratur dalam bentuk grid dengan pola jalan yang saling memotong tegak lurus, namun di wilayah Maybrat Imian Sawiat menggunakan pola linear, yang mana penataan bangunan mengikuti alor gunung, sungai dan pantai.
A. 3. Hubungan Bentuk Arsitektur Rumah Tinggal dengan
Kenyamanan Thermal.
Iklim tropis lembab adalah jenis iklim yang sangat sulit ditangani untuk mendapatkan tingkat rsponsibilitas yang maksimal. Tanpa pengkondisian udara buatan, jelas sulit untuk mencapai kondisi internal yang nyaman untuk dihuni (Szokoli 1981).
Segala bentuk pendinginan pasif sulit untuk dirancang secara arsitektur, hal ini disebabkan kondisi iklim yang unik. Kelembaban radiasi inframerah. Demikian pula suhu udara malam hari yang tidak terlalu rendah tidak mungkin untuk memanfaatkan pendinginan secara konveksi.
Kenyamanan hanya dapat dicapai apabila pada suatu kondisi udara tertentu, hanya dapat dicapai apabila terdapat suatu kecepatan angin tertentu yang mampu menghasilkan proses evaporasi tubuh yang seimbang, dengan kata lain eksistensi angin dalam hal ini diperlukan terutamauntuk perancangan ruang luar. Dalam rangkaian tatanan ruang berhubungan erat dengan elemen rumah seperti: atap, dinding, lantai dan sebagainya. Dari uraian ini maka dapat dikatakan bahwa rumah tinggal (bangunan) beserta elemen – elemen pembentukan dan tatanan lingkungannya memberikan sumbangan terhadap kenyamanan didalam bangunan. Berikut uraiannya :
Faktor Pembentukan dan Elemen Bangunan
Bentuk dan elemen bangunan merupakan factor penting yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai kenyamanan thermal dalam bangunan. Bentuk bangunan yang tepat adalah bentuk yang mampu memanfaatkan cahaya matahari untuk pencahayaan alam dan menghindari panas yang timbul. Bentuk tersebut bisa juga berpengaruh pada jalannya angin untuk mendapatkan pergantian udara yang diperlukan. Bentuk dan elemen – elemen bangunan yang dimaksudkan meliputi : Bentuk dan denah, atap dan dinding, overstek, serta material dan warna.
Bentuk dan Denah
bentuk bangunan yang tepat adalah bentuk bangunan yang mampu mendapatkan matahari pagi dengan menghindari panas pada siang hari. Bentuk tersebut bisa juga berpengaruh pada jalannya angin untuk mendapatkan pergantian udara yang diperlukan. Sehubungan dengan pergantian udara didalam ruang, maka didalam ruang tersebut harus diperbarui, misalnya untuk ruang yang bervolume 5 m³/orang, bahwa udara dapat diganti sebanyak 15 m³/orang/jam. Bila volume kurang dari itu, maka pergantian udara harus lebih cepat lagi yaitu 25 m³/orang/jam. Pada dasarnya bentuk Arsitektur Tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat berdenah membentuk Empat Persegi.
Bukaan
Tidak dapat disangkal lagi didalam usaha untuk menghasilkan suatu perencanaan yang baik, bukan saja luas dan sisi dari ruangan yang harus mendapat perhatian, tetapi juga penempatan serta ukuran yang tepat dari bukaan – bukaan (Pintu, Jendela dan lubang ventilasi) perlu mendapat kajian yang teliti, demi tercapainya kenyamanan.
Ukuran dari bukaan lebih tergantung pada pertimbangan keampuan menerima sinar matahari, dan kemudian memeriksa daripada pertimbangan temperature. Dari sisi menerima sinar matahari paling sedikitnya bukaan. Penempatan bukaan juga dibuat pada sisi paling mudah untuk memeriksa. Untuk ventilasi dari penerangan alami, dalam banyak kasus, suatu jendela berupa 20% luasan dinding telah mencukupi.
Jika kelebihan panas terjadi, ventilasi silang perlu diberikan, tetapi pada beberapa bagian waktu, hal itu turut menyumbang pada perasaan dinding yang tak nyaman sehingga perlu disiapkan penutup bukaan – bukaan, jendela dan pintu. Disisi lain, jika tida ada angin yang kuat yang perlu dihindari, maka orientasi bukaan tidak memperhatikan perlunya angin langsung, sehingga perolehan panas matahari menjadi satu – satunya factor dalam pengaturan orientasi jendela.
Atap dan Dinding
Atap dan dinding pada bangunan adalah bagian – bagian yang paling banyak menerima radiasi matahari secara langsung. Radiasi tersebut melalui proses refleksi dan atau transmisi yang dihantarkan masuk kedalam ruangan. Atap sampai sejauh ini merupakan elemen yang sangat penting, karena menerima tadiasi terbesar. Hal ini disebabkan kedudukannya yang langsung menghadap matahari, untuk itu perlu adanya usaha penyekatan untuk mengurangi pengaruh matahari terhadap ruang dibawahnya.
bangunan selain berfungsi sebagai pelindung terhadap panas dan sinar matahari, juga terhadap hujan yaitu terhadap kebasahan / kelembabannya dan hempasannya. Atap berfungsi sama dengan dinding. Dinding bangunan harus menghadapi alam luar dan ruang dalam. Untuk menghadapi alam luar, dinding harus menjadi pelindung terhadap radiasi matahari, isolasi/penghalang kalor dari luar, pelindung terhadap hempasan hujan dan kelembaban dari luar, serta pelindung terhadap arus angin luar. Terhadap ruang dalam, dinding harus senangtiasa memelihara suhu yang diminta dalam ruang, pengatur derajat kelembaban dalam ruangan, dan mengatur ventilasi didalam ruangan.
Terhadap kenyamanan bangunan yang berkesinambungan/menerus ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi besarnya pengaruh radiasi terhadap bangunan, yaitu dengan cara pembayangan atap dan didalam ruangan, kerapatan dinding harus diatur agar tetap memiliki bagian – bagian yang berhubungan sebagai ventilasi alami.
Overstek / Pelindung
Pada daerah dengan iklim panas – lembab, overstek – overstek yang lebar dan serambi yang luas sangat dibutuhkan untuk menahan silau langit, melindungi dari hujan dan juga memberi bayangan peneduh. Penahan matahari dan kisi – kisi digunakan untuk melindungi bukan – bukan selama periode kemarau, dan juga memberi keuntungan pada musim hujan, yaitu dapat melindungi dari hempasan air hujan.
System pemayungan atau penyaringan merupakan cara yang cukup bermanfaat untuk mencapai kenikmatan terhadap sengatan dan silau matahari. Pemayungan atau penyaringan sinar matahari selain bermaksud mengurangi atau memperlunak sengatan dan silau, sekaligus juga mengurangi kalor yang terpantul dari benda atau bidang – bidang halaman.
Penggunaan overstek atau elemen – elemen pematah sinar matahari harus deperhitungkan terhadap arus ventilasi. Jika sesuatu bangunan akan memanfaatkan semaksimal mungkin maka potensi alami elemen fisiknya harus dipilih sedemikian rupa sehingga cocok sebagai alat pelindung matahari tetapi sekaligus tetap untuk system ventilasinya.
Material dan Warna
Material dan warna juga merupakan salah satu unsure yang mempengaruhi panas dalam bangunan. Warna dapat mempengaruhi terhadap jumlah panas yang berpengaruh terhadap suhu udara dalam bangunan. Pemilihan warna, struktur dan material/bahan bangunan harus benar – benar dikombinasikan dengan cermat.
Permukaan air / kulit bangunan yang reflektif dapat digunakan sepenuhnya untuk mengurangi beban panas. Warna putih atau permukaan terang sangat menguntungkan untuk bangunan yang dihuni sepanjang siang hari. Dalam kasus bangunan digunakan sepanjang hari, akan lebih baik kalau panas matahari bisa disimpang untuk malam hari. Namun hal ini kurang tepat untuk daerah tropis di dataran rendah. Pada malam hari temperature menjadi rendah tetapi kelembabannya tinggi. Karena itu bahan terang yang lebih memantulkan panas bisa lebih cocok.
Nilai – nilai pemantulan dan penyerapan cahaya untuk berbagai bahan dan jenis permukaan tidak hanya penting berhubungan dengan kesilauan, tetapi juga merupakan data – data yang sangat penting untuk penggunaan bahan bangunan yang tepat. Berikut lihat tabl nilai – nilai pemantulan dan penyerapan berbagai bahan jenis permukaan sebagai berikut :
Tabel Nilai – nilai Pemantulan dan Penyerapan Berbagai Bahan Jenis Permukaan
-
Bahan
Kondisi Permukaan
% Penyerapan
% Pemantulan
Aluminium
Cat
Semen
Asbes
Aspal / bitmen left
Beton
Genteng Merah
Tanah lading
Rumput
Kayu
Kaleng
Tembaga
Marmer
Pasir putih
Slate abu – abu
Batu–batu karang
Pudar
Air
Bata merah
Dipoles
Foil
Dioksida
Perunggu
Aluminium
Kuning
Abu – abu muda
Hijau muda
Merah muda
Hitam
Putih, berkilat
Putih kapas
Baru putih
Slate
Lama
Pinus atau baru
Kayu keras
Baru
Pudar
Putih
Perak
Danau atau Laut
10 – 30
35 – 40
40 – 65
50 – 55
25 – 55
50
70 – 80
50 – 60
65 – 75
85 – 95
20 – 30
10 – 20
40 – 60
60 – 95
70 – 85
85 – 95
60 - 70
60 – 75
70 – 85
80
40 – 60
85
25 – 30
65
40 – 50
40
70 – 90
75 – 90
80 – 85
90 – 95
90 – 95
60 – 75
90 – 70
65 – 60
60 – 36
50 – 45
75 – 45
50
30 – 20
50 – 40
35 – 25
15 – 5
80 – 70
90 – 80
60 – 40
20 – 5
30 – 15
15 – 5
40 – 30
40 – 35
30 -15
20
60 – 40
15
73 – 70
35
60 – 50
60
30 – 10
25 – 10
20 – 15
10 – 5
10 – 5
40 - 25
Kriteria Perancangan Kenyamanan Thermal Bangunan
Dalam bangunan rumah tinggal, yang dikehendaki adalah pendayagunaan alam natural untuk proses pendinginan, maka salah satu cara mengurangi dampak panas ini adalah dengan cara memberikan system control pada bangunan. System kontrol dengan pendekatan semacam ini disebut sebagai system pendinginan pasif. Pada dasarnya control thermal di dalam bangunan dilakukan dengan pendekatan perancangan arsitektur yang beradaptasi optimal terhadap kondisi alam.
Penempatan bangunan dan konstruksi serta pemilihan bahan yang sesuai, maka temperature ruangan dapat diturunkan beberapa derajat tanpa peralatan mekanis. Perbedaan temperature yang kecil saja terhadap temperature luar atau gerakan udara labatpun suda dapat menciptakan perasaan nyaman bagi manusia yang sedang berada di dalam ruang.
Telaah kenyamanan thermal bangunan tidak bisa berdiri sendiri pada suhu udara, namun harus bersama dengan aspek iklim yang lain, yaitu kelembaban relative, radiasi, matahari dan kecepatan angin yang ada. Proses perancangan yang dapat mempengaruhi iklim interior adalah :
Orientasi bangunan
Ventilasi
Pelindung matahari
Pelembaban udara (tindakan pengurangan)
Pengisolasian panas
Vegetasi
Hal ini memang bahwa perancangan dengan tujuan mencapai tingkat kenyamanan thermal optimal dalam ruang bisa ditinjau dengan memperhatikan variabel – variabel rancangan :
Orientasi bangunan
Luas ruang / kebutuhan ruang
Tinggi laingit – langit / system penghawaan
Luas bukaan / system penghawaan
Tipe insulasi pada atap dan dinding
Kemampuan isulasi atap dan dinding (material dan faktor refleksi)
System pembayangan radiasi matahari
Kemampuan serap panas atap dan dinding
Pada perancangan thermal terdapat tiga aspek utama yang menjadi inti permasalahan yaitu :
Iklim, (aspek panas dan terang matahari, aspek keberadaan dan kecepatan angin dan aspek curah hujan)
Kondisi dalam ruang, yang sesuai untuk aktivitas pemakai
Bangunan, yang berlaku sebagai filter sekaligus modife.
Dalam skala lingkungan yang lebih besar, lingkungan luar membentuk kondisi makro yang bisa berupa kondisi geometi, kepadatan bangunan, serta kondisi permukaan pada lokasi bersangkutan.
Kondisi alam/makro
kontrol iklim mikro/lingkungan
control structural bangunan
Variable Kontrol mekanis
iklim
Akhir dalam perancangan thermal ini adalah kondisi dalam ruang yang langsung berhubungan dengan manusia. Akhirnya bahwa bangunan harus berubah system lingkungan diluar menjadi suatu lingkungn didalam yang sesuai untuk habitasi manusia.
A. 4. Lokasi dan Sistem Tatanan Lingkungan
Lokasi
Lokasi adalah salah satu factor yang harus dipertimbangkan untuk mendirikan bangunan, khususnya bila ditinjau dari sisi kelembaban. Misalnya, daeraj lembah pada pagi hari penuh dengan kabut yang mengandung kelembaban dan begitu pula pada pembangunan rumah diatas sungai atau rawa – rawa. Khususnya yang tinggal didaerah pantai harus diingat, bahwa angin laut selain membawa kelembaban, juga mengandung kadar garam yang tinggi sehingga dapat merusak bahan dari logam dan besi.
Dari sisi temperature, bidang daratan menjadi panas duakali lebih cepat daripada bidang air dengan luas yang sama. Bidang air kehilangan sebagaian energi panasnya karena penguapan, temperature udara sebagian besar ditentukan oleh sentuhan udara dengan permukaan tanah, maka temperature yang tinggi selalu berhubungan dengan permukaan tanah, maka temperature yang tinggi selalu berhubungan dengan kelembaban udara yang rendah, dan temperature yang sedang dengan kelembaban yang tinggi. Akhirnya menjadi suatu gejala bahwa pada garislintang yang sama dan waktu musim panas yang sama, temperature terrendah terjadi diatas permukaan air dan temperature tertinggi diatas bentuk didalam musim dingin terjadi kebalikan.
Kepadatan Bangunan
Kepadatan bangunan adalah jarak antara bangunan disuatu area yang akan membentuk temperature lingkungan. Area dengan kepadatan tinggi secara umum akan memiliki temperature lebih tinggi daripada area yang kurang padat. Meskipun hal ini juga harus memperhatikan kondisi lainnya seperti ; kecepatan angin, jenis dan kerapatan vegetasi, ketinggian dan laut serta posisinya terhadap garis edar matahari.
Geometri Tatanan
Bentuk dan keteraturan tatanan lingkungan akan banyak berpengaruh pada kecepatan angin. Dengan semakin banyak belokan – belokan maka kecepatan ini dapat dipertimbangkan apakah angin diperlukan untuk menghembus lebih kuat ataukah sebaliknya angina harus dikurangi kecepatannya.
A. 5. Analisis
Analisis Pengaruh Iklim Terhadap Kenyamanan
Thermal Rumah hunian Suku Maybrat Imian Sawiat
Bentuk Arsitektur tradisional suku Maybrat Imian Sawiat yang tercipta berdasarkan budaya appabolang ternyata juga tidak lepas dari pertimbangan – pertimbangan kondisi iklim lingkungannya. Untuk itu pada bait analisa ini dicoba untuk membuktikan bahwa rumah tinggal suku Maybrat Imian sawiat yang tercipta dari hasil budaya appabolang, mampu mengantispasi iklim untuk mencapai kenyamanan thermal dalam bangunannya.
Pengaruh Sinar Matahari
Secara umum sinar matahari dapat memberikan pengaruh baik, karena cahaya dapat digunakan sebagai pencahayaan alami. Namun sinar matahari terutama sinar matahari langsung mengandung panas yang dapat mempengaruhi kenyamanan, untuk itu masuknya panas kedalam bangunan perlu dihindari.
Letak geografis wilayah maybrat imian sawiat Kabupaten sorong selatan pada daerah Khatulistiwa berada pada pisisi 131° 42¹ 0” BT - 132° 58¹ 12” BT dan 0° 55¹ 12” LS - 2° 17¹ 24” LS. Berdasarkan posisi matahari (sun-path diagram), waktu riil kabupaten Sorong Selatan Pada pukul 12.00 (waktu matahari) adalah pukul 13.14. jadi jumlah panas maksimum yang diterima apabila matahari mencapai titik Kulminasi yaitu pukul 13.14. siang.
Untuk rumah tinggal, sinar matahari langsung yang dirasakan mengganggu adalah pukul 10.00 – 15.00. berdasarkan sun-path diagram sudut pembayangan untuk setiap rumah maybrat imian sawiat dapat ditemukan. Berasrkan diagram matahari yang sesuai untuk lokasi ini dipilih dari 6° selatan. Kedalam pembayangan setiap fasade bangunan pada jam 10.00 jam 13.00 dan jam 15.00 dapat dilihat pada table:
Tabel : Sudut Jatuh Matahari Pada Fasade Rumah tradisional Maybrat Imian Sawiat
Tgl/bln | Tampak Bangunan | Jam 10.00 | Jam 13.00 | Jam 15.00 | |||||||||
SV | SH | AZ | TM | SV | SH | AZ | TM | SV | SH | AZ | TM | ||
22 Jan | Utara | 59¹ | 47¹ |
46¹ |
49¹
| 62¹ | 24¹ |
338¹ |
60¹ | 55¹ | 56¹ |
316¹ |
40¹
|
Selatan | - | - | - | - | - | - | |||||||
Timur | 58¹ | 43¹ | - | - | - | - | |||||||
Barat | - | - | 78¹ | 67¹ | 45¹ | 34¹ | |||||||
22 Des | Utara | - | - |
119¹ |
56¹ | - | - |
217¹ |
70¹ | - | - |
217¹ |
46¹ |
Selatan | 72¹ | 61¹ | 75¹ | 37¹ | 70¹ | 66¹ | |||||||
Timur | 60¹ | 28¹ | - | - | - | - | |||||||
Barat | - | - | 78¹ | 53¹ | 48¹ | 25¹ |
Tgl / bln |
Tampak bangunan | PEMBAYANGAN MATAHARI | ||||||||
Jam 10.00
| Jam 13.00 | Jam 15. 00 | ||||||||
2 | 4 | 6 | 2 | 4 | 6 | 2 | 4 | 6 | ||
22 Juni | Utara | 1.6 | 1.8 | 1.8 | 1.4 | 1.5 | 1.5 | 1.6 | 1.8 | 1.8 |
Selatan | Max | Max | Max | Max | Max | Max | Max | Max | Max | |
Timur | 6.3 | 6.4 | 6.27 | Max | Max | Max | Max | Max | Max | |
Barat | Max | Max | Max | 5 | 5.6 | 0.89 | 0.99 | 0.99 | 0.99 | |
22 Des | Utara | Max | Max | Max | Max | Max | Max | Max | Max | Max |
Selatan | 3.3 | 3.69 | 3.69 | 2.59 | 2.88 | 2.88 | 3.47 | 3.85 | 3.85 | |
Timur | 5.78 | 5.9 | 5.78 | Max | Max | Max | Max | Max | Max | |
Barat | Max | Max | Max | 3.7 | 4 | 4 | 0.9 | 1 | 1 |
Dari taebl hasil analisis tersebut, maka dapat dikatakan bahwa untuk rumah Bapak, Moses pada bulan Juni dan desember jam. 10.00, dinding dengan bukaan disisi timur masih terkena sinar matahari langsung. Untuk itu masih membutuhkan pematah sinar matahari sepanjang 1,4 – 1,7m. begitupula pada sisi barat jam 13.00 dan 15.00 masih membutuhkan pematah sinar matahari sepanjang 1,2 – 1,5m. rumah Ibu Balandina pada bulan Juni dan Desember disisi timur jam 10.00, sisi barat jam 13.00 dan jam 15.00, serta sisi selatan pada Bulan Desember jam 13.00 dan jam 15.00 masih membutuhkan pematah sinar matahari sepanjang masing – masing 1,4 – 1,8 mm 1,5 – 2m dan 1,2 – 1,5m. rumah Bapak Harun Pada bulan Juni jam 15.00 sisi utara dan pada bulan Juni dan Desember sisi Barat jam 13.00 dan 15.00, masing- masing membutuhkan pematah sinar matahari sepanjang 1,3 – 1,5m dan 1,5 – 2m. rumah Bapak Yafet pada bulan Juni dan Desember sisi selatan jam 10.00 dan sisi barat jam, 13.00, 15.00 masing – masing membutuhkan pematah sinar matahari sepanjang 1,5 – 1,7m, 1,5 – 1,8m dan 1,3 – 1,5m. untuk rumah Bapak Yefta pada bulan Desember sisi selatan jam 10.00, bulan Juni sisi utara jam 10.00 dan bulan Juni dan desember sisi barat jam 13.00, jam 15.00, masing – masing membutuhkan pematahan sinar matahari sepanjang 1,2 – 1,5m, 1,2 – 1,4m, dan 1,5 – 1,7m. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel
Kebutuhan Panjang Pematah Sinar Matahari
Rumah |
Fasade bangunan |
Jam |
Bulan | Pnjng pemathn Sinar matahari Yg dibutuhkan |
Bpk, Moses | Timur | 10.00 |
Juni & Des | 1.4m – 1.7m |
Barat | 13.00 , 15.00 | 1.4m – 1.8m | ||
St. Bilbroun | Utara | 10.00 , 13.00 15.00 | Juni | 1.2m – 1.5m |
Selatan | Des | 1.2m – 1.3m | ||
Ibu Balandina | Timur | 10.00 | Juni & Des | 1.4m – 1.8m |
Barat | 13.00 , 15.00
| 1.5m – 2m | ||
Utara |
| Des | 1.2m – 1.5m | |
Bpk, Harun | Utara | 15.00 | Juni | 1.3m – 1.5m |
Barat | 13.00 , 15.00 | Juni & Des | 1.5m – 2m | |
Timur | 10.00 | 1.5m – 1.7m | ||
1.5m – 1.8m | ||||
Bpk, Yafet
| Barat | 13.00 , 15.00 | Des | 1.3m – 1.5m |
Selatan | 10.00 , 13.00, 15.00 | 1.2m – 1.5m | ||
Selatan | 10.00 | Juni | 1.2m – 1.4m | |
Bpk, Yefta | Utara |
|
|
|
barat | 13.00 , 15.00 | Juni & Des | 1.5m – 1.7m |
Pemanfaatan Cahaya Matahari
Pemanfaatan cahaya matahari untuk pencahayaan alami pada tiap rumah tradisional Maybrat, dapat dikatakan hamper seluruhnya berfungsi dengan baik karena ruang yang memiliki kedalaman dalam ukuran tertentu. Dari lubang bukaan dan lubang kisi – kisi yang mana memberi celah pada pemasangan didnding.
Pengaruh temperature Udara
Temperature udara pada rumah tinggal suku Maybrat Imian Sawiat erat hubungannya dengan pengaruh radiasi panas matahari dan asap api yang menimpa dalam rumah. Pada permukaan hunian Suku Maybrat Imian Sawiat umumnya merupakan bidang air dan daratan sehingga pada bidang air temperaturnya berkisar dari temperatur sedang ke temperature rendah dan dengan kelembaban yang tinggi. Hal ini berbeda dengan di daratan, yang mana temperature dari tinggi dan kelembaban udara rendah. Hal ini disebabkan karena bidang daratan lebih panas duakali lebih cepat daripada bidang air pada luas yang sama. Dan bidang air kehilagan sebagai energi panasnya karena penguapan. Temperatur udara dalam sehari rumah Maybrat Imian Sawiat juga dipengaruhi oleh kepulan asap hasil pembakaran api dalam rumah. Namun dalam pengukuran kenyamanan kepulan asap yang keluar merupakan salah satu hasil energi panas yang menetralisir temperatur udara dalam rumah yang sangat lembab di banding kalau tanpa membakar api, yang mana kenyamanan dalam rumah sangat terasa lembab (dingin) terhitung pada waktu jam 19.00 – 07.00 pagi.
Pada analisa ini menunjukan temperatur ruang luar (Isit--teras) pada siang hari rara – rata lebih rendah daripada temperatur ruang dalam (samu mato), namun perbedaan rentang temperaturenya kecil. Hal ini disebabkan karena material didnding yang digunakan adalah Kulit kayu, papan Kayu, Gaba – gaba yang dipasang secara porus (bercekah), sehingga suhu dingin atau panas serta kepulan asap akibat pembuangan dapat dengan mudah masuk keluar dalam rumah. Dari nilai rentang temperature sepanjang hari, hanya pada jam 8.00 pagi dan 16.00 sore yang menunjukkan keadaan sebaliknya. Karena pada jam – jam ini sudut matahari mengecil (Ayio Hawer) sehingga bayangan yang terjadi merupakan bayangan pendek yang mengakibatkan ruang dalam menerima sinar matahari langsung.
Pengaruh Hujan dan Kelembaban
Curah hujan di kabupaten Sorong Selatan relative terjadi tiap tahun dan hujan yang terjadi di kabupaten sorong selatan adalah jenis hujan orograsif.
Pengaruh hujan sangat berkaitan dengan elemen atap pada bangunan, atap merupakan bagian penting suatu bangunan People have lived without walls but never without roofs, manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang memerlukan perlindungan dan bentuk perlindungan awal adalah atap. Atap merupakan elemen bangunan yang paling banyak menerima radiasi matahari. Jadi dapat dikatakan bahwa iklim merupakan factor yang mempengaruhi sudut kemiringan atap dalam perancangan tipe arsitekturnya.
Untuk mengurangi kondisi yang tidak nyaman akibat kelembaban yang terlalu tinggi, dapat diatasi dengan adanya pembuatan tungku api dalam ruang dan memberi gerakan udara melalui cros ventilasi dan tatanan massa yang membantu mengarahkan jalannya angin, yang mana sebagai pengarah keluarnya kepulan asap melalui cros ventilation dan lubang – lubang dalam tatanan massa bangunan.
Usaha yang dilakukan oleh Suku Maybrat Imian Sawiat untuk mengurangi kelebaban dan mencegah kepulan asap yang mana merupakan sat yang mempengaruhi paru – paru pernapasan, maka yang pertama diperhatikan adalah ventilasi yang berfungsi mengarahkan angin kedalam ruang dan tungku api, yang berfungsi sebagaui tempat pembakaran kayu yang bisa memberi kehangatan pada malam hari yang terasa dingin akibat kelembaban. Walau tidak disadari akan adanya tungku api pada mulanya, yang mana mungkin dipikir hanya sebagai tempat memasak, namun bermanfaat untuk mengusir kedinginan dan kelembaban yaitu dengan membakar api.
Kenyamanan Thermal rumah hunian
Suku Maybrat Imian Sawiat.
Kenyamanan thermal yang dirasakan oleh penghuni rumah tradisional Maybrat Imian Sawiat, dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu : temperature Udara, Kelembaban Udara, kecepatan aliran udara, pengapan asap api, dan radiasi panas. Disamping itu aktivitas yang dilakukan, segala jenis simpanan dan pakain yang dikenakan juga akan berpengaruh. Kondisi udara didalam bangunan dikatakan nyaman (thermal), jika penghuni merasa tidak panas dan tidak dingin, kondisi udara yang dirasakan nyaman mempunyai kombinasi harga – harga tertentu dari temperature, kelembaban dan kecepatan aliran udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar