Strategi yang di usulkan guna menanggulangi pembangunan pendidikan Papua yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah :
1. Pembinaan / bimbingan akan karakter dan mental
2. Penyempuranaan kurikulum yang berbasis kompetensi, kurikulum dengan program pendidikan keterampilan (life skill) melalui pendidikan bermasyarakat
3. Proses pemilihan atau penyaringan tenaga kerja terdidik dengan meningkatkan profesionalisme sesuai pada tugas dan bidangnya
4. Pengkajian tentang renominasi tenaga pengajar yang berkompetensi
5. Pendidikan dan proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi lingkungan dan karakter, dan tenaga pengajar diharuskan menguasai situasi dan karakter orang – orang di papua
6. Adanya sistem pengasramaan bagi para pelajar, dengan aturan – aturan yang tegas dan harus dibawa pengawasan Bapa / Ibu asrama, bila perlu menggunakan sistem ABRI alasan karakter yang keras dan kecenderungan ingin memimpin dan mengatur diri sendiri daripada diatur orang lain atau mengikuti aturan – aturan yang dibuat karena dianggap mengikat.
7. Pengiriman tenaga pendidik yang benar – benar siap fisik dan mental, karena ketidak betahan tenaga pendidik mengakibatkan sekolah – sekolah di daerah terpencil menjadi sepi tak beraktifitas, bukannya karena libur tetapi karena tidak adanya tenaga pengajar.
8. Persediaan sarana dan prasarana belajar mengajar dengan perlengkapan belajarnya seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, serta informasi tentang beasiswa bagi murid berprestasi yang juga merupakan salah satu pemacu semangat belajar siswa/i.
9. Metode mengajar yang harus diterapkan di papua adalah sedikit bicara (teori) banya praktek, alasannya karena karakter orang papua yang sudah dibentuk oleh alam yang memaksanya mau tidak mau mendatangkan segala sesuatu dengan menggunakan otot, sehingga kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi dibanding mendengar dan berbicara. Oleh karena itu tuntutan atau juga salah satu kriteria bagi tenaga pengajar (guru) yang disalurkan kesekolah – sekolah atau universitas di papua setidaknya tidak hanya berteori saja, namun harus memiliki kemampuan dalam memberikan praktek lapangan.
10. Orang papua lebih cepat mengetahui dan menguasai segala sesuatu dengan cara berteori dan langsung mempraktekkannya dan bisa dikatakan mereka lebih bersemangat untuk praktek dibanding teori dan imajinasi orang papua lebih cepat encer dengan menangkap segala sesuatu tentang objek yang dipraktekkan secara nyata.
1. Pembinaan / bimbingan akan karakter dan mental
2. Penyempuranaan kurikulum yang berbasis kompetensi, kurikulum dengan program pendidikan keterampilan (life skill) melalui pendidikan bermasyarakat
3. Proses pemilihan atau penyaringan tenaga kerja terdidik dengan meningkatkan profesionalisme sesuai pada tugas dan bidangnya
4. Pengkajian tentang renominasi tenaga pengajar yang berkompetensi
5. Pendidikan dan proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi lingkungan dan karakter, dan tenaga pengajar diharuskan menguasai situasi dan karakter orang – orang di papua
6. Adanya sistem pengasramaan bagi para pelajar, dengan aturan – aturan yang tegas dan harus dibawa pengawasan Bapa / Ibu asrama, bila perlu menggunakan sistem ABRI alasan karakter yang keras dan kecenderungan ingin memimpin dan mengatur diri sendiri daripada diatur orang lain atau mengikuti aturan – aturan yang dibuat karena dianggap mengikat.
7. Pengiriman tenaga pendidik yang benar – benar siap fisik dan mental, karena ketidak betahan tenaga pendidik mengakibatkan sekolah – sekolah di daerah terpencil menjadi sepi tak beraktifitas, bukannya karena libur tetapi karena tidak adanya tenaga pengajar.
8. Persediaan sarana dan prasarana belajar mengajar dengan perlengkapan belajarnya seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, serta informasi tentang beasiswa bagi murid berprestasi yang juga merupakan salah satu pemacu semangat belajar siswa/i.
9. Metode mengajar yang harus diterapkan di papua adalah sedikit bicara (teori) banya praktek, alasannya karena karakter orang papua yang sudah dibentuk oleh alam yang memaksanya mau tidak mau mendatangkan segala sesuatu dengan menggunakan otot, sehingga kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi dibanding mendengar dan berbicara. Oleh karena itu tuntutan atau juga salah satu kriteria bagi tenaga pengajar (guru) yang disalurkan kesekolah – sekolah atau universitas di papua setidaknya tidak hanya berteori saja, namun harus memiliki kemampuan dalam memberikan praktek lapangan.
10. Orang papua lebih cepat mengetahui dan menguasai segala sesuatu dengan cara berteori dan langsung mempraktekkannya dan bisa dikatakan mereka lebih bersemangat untuk praktek dibanding teori dan imajinasi orang papua lebih cepat encer dengan menangkap segala sesuatu tentang objek yang dipraktekkan secara nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar