Launching

Launching

Senin, 01 Juni 2009

THEOLOGI TRADISIONAL SUKU MAYBRAT, IMIAN, SAWIAT, WIYON-WOFLE ANTARA FAKTA DAN MITOS YANG DILUPAKAN


oleh
Frank Hamah Sagrim
Peneliti Lepas


Masyarakat Maybrat Imian Sawiat cukup kental dengan nuansa spiritualitas yang berhubungan dengan leluhur. Tidak salah memang, walaupun di dalam masyarakat Maybrat Imian Sawiat sendiri sudah banyak menganut agama-agama yang diakui oleh pemerintah. Melihat kembali beberapa ratus tahun yang lalu, bahwa kehidupan masyarakat tidak lepas dari kepercayaan kepada leluhur. Dari kepercayaan leluhur ini, masyarakat Maybrat Imian Sawiat khususnya membangun kehidupannya.

Leluhur, bagi masyarakat Maybrat Imian Sawiat dianggap sebagai yang bercikal bakal. Artinya leluhur dipercayai sebagai wujud dari sebuah komunitas masyarakat yang sedang berkembang sampai terbentuknya sistem di dalamnya. Proses berkembangnya komunitas sampai pada kehidupan masyarakat yang paling mendasar, yaitu kepercayaan. Masyarakat membutuhkan sarana untuk sampai pada yang memberikan hidup dan segala alamnya (sumber realitas tertinggi). Terbangunnnya kepercayaan ini, tidak lepas dari peran leluhur yang dipercayai memberikan kenyamanan dan kehidupan yang lebih baik. Agama apapun yang dianut masyarakat Maybrat Imian Sawiat Papua sekarang ini, tidak akan pernah lepas dari unsur kepercayaan terhadap leluhur.

Kemudian apa hubungannya dengan judul di atas? Di kawasan Maybrat Imian Sawiat kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat, ada sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat sekitar. Di wilayah ini, ada kepercayaan yang di anut oleh penduduk setempat sebagai Religi, dan juga terdapat lokasi-lokasi tertentu dimana Wiyon-Wofle berdiam diri. Di tempat ini pula para Theolog tradisional suku Maybrat Imian awiat menjadikan sebagai sarana pemusatan pemujaan atau disebut maut hdan, mber wiyon, maut shafla. Aktifitas ini berkembang selama bertahun-tahun tanpa terganggu, setelah memasuki abad 19 yang mana bagi orang Maybrat, Imian, Sawiat di anggap sebagai abad transisi kepercayaan

Dari cerita atau mitos ini tentunya bisa ditarik kesimpulan bahwa, sejarah theologi tradisional (agama suku) di wilayah Maybrat Imian Sawiat bisa dipercaya, dan merupakan suatu kepercayaan tradisional. Berkembang pula sebuah keyakinan mengenai cikal bakal dari masyarakat Maybrat Imian Sawiat Papua. Memang untuk membuktikan mitos atau cerita yang berkembang di masyarakat ini tidak begitu sulit karena masih bisa dilakukan suatu saat bila diminta. Dan masyarakat setempat sangat percaya dengan theologi Wiyon-Wofle secara turun temurun mereka dengar dari para leluhur dahulu. Sebuah cerita yang berkembang di masyarakat bisa dipercaya sebagai fakta ataupun hanya mitos, tergantung dari sudut pandang kita menganalisa.

Sebagai contoh , faktanya bahwa cerita ini berkembang dengan sangat kuat dan terpendam cukup lama di tengah masyarakat. Terlepas dari ditambah ataupun dikuranginya cerita mengenai kehadiran agama suku Maybrat Imian Sawiat, Wiyon-Wofle. Kedua cerita ini bisa saling dikaitkan dari latar belakang Agama moderen dan Tuhan sebagai realitas tertinggi

Pertama, bisa saja cerita bahwa masyarakat Maybrat Imian Sawiat adalah Umat Tuhan yang mana Tuhan datang kepada mereka sebagai Wiyon-Wofle.

Kedua, cukup banyak masyarakat Maybrat Imian Sawiat yang beragama Wiyon-Wofle. Masyarakat Wiyon-Wofle ini, ditemukan di daerah Maybrat Imian Sawiat Papua (kebanyakan terdapat di pedalaman Desa/Kampong)

Dengan bukti konkret, masyarakat secara luas kiranya bisa memberi persepsi yang berbeda. Dengan adanya bangunan keagamaan seperti K'"Wiyon-Bol Wofle dan kepercayaan di Wilayah-Wilayah ini, bolehlah kita memberi penghargaan yang luar biasa. Sebab ada hal yang bisa dipelajari dari sebuah multikulturalisme. Yaitu keterbukaan akan sebuah perbedaan serta menghormati. Namun apapun itu, kiranya kita harus menghargai cerita yang berkembang sebagai wujud penghormatan akan nilai-nilai religiusitas di tengah masyarakat yang majemuk.

Tidak ada komentar: