Launching

Launching

Senin, 03 Agustus 2009

MENGAPA KITA HARUS BERPIKIR TENTANG WIYON-WOFLE DENGAN PANDANGAN YANG BENAR?

Apa yang timbul didalam pikiran kita ketika kita memikirkan Allah? Merupakan hal yang paling penting bagi kita. Demikian yang terkandung dalam benak pikiran Raa wiyon-Na wofle ketika mereka memikirkan wiyon-wofle, adalah merupakan suatu hal yang paling penting bagi mereka. Sejarah manusia menunjukan bahwa suatu jemaat tidak dapat bangkit lebih tinggi daripada agamanya, dan sejarah kerohanian manusia dengan jelas meperlihatkan bahwa tidak ada agama yang lebih besar daripada gagasan tentang TUHANnya. Apakah ibadah itu hina atau tidak, bergantung pada tinggi rendahnya pandangan mengenai Allah yang dianut oleh manusia sebagai pengikutnya.

Oleh karena itu, maka persoalan terpenting yang selalu dihadapi oleh Raa wiyon-Na wofle adalah wiyon-wofle itu sendiri dan yang terpenting bagi seorang Raa wiyon-Na wofle bukan hanya apa yang dikatakan atau dilakukan pada saat-saat tertentu, melainkan pendapat mereka tentang wiyon-wofle, pendapat yang terdapat jauh didalam hati mereka. Menurut hukum kejiwaan, yang merupakan rahasia, manusa cenderung untuk makin menyerupai gambaran tentang Allah menurut gagasan manusia itu sendiri, hal ini bagi Raa Wiyon-Na Wofle, mereka juga cenderung untuk semakin menyerupai gambaran tentang wiyon-wofle sebagaimana gagasan mereka. Mungkinsaja hal ini bukan hanya berlaku bagi orang Kristen secara perseorangan bahkan juga tidak saja kepada seorang Raa wiyon-Na wofle sendiri, tetapi juga hal ini berlaku bagi orang Kristen dan Raa wiyon-Na wofle secara keseluruhan yang merupakan jemaat atau gereja. Mengenai gereja atau kwiyon-bol wofle, hal yang paling jelas terlihat adalah gagasan tentang wiyon-wofle, seperti juga amanat yang paling bermakna ialah apa yang dikatakan tentang wiyon-wofle atau apa yang dibiarkan tanpa diucapkan karena seringkali apa yang tidak dikatakan itu ternyata lebih fasih daripada apa yang dikatakan. K’wiyon-bol wofle tidak akan terlepas dari apa yang diungkapkan oleh Raa wiyon-Na wofle dalam kesaksiannya tentang wiyon-wofle.

Seandainya Raa wiyon-Na wofle kita dapat menarik suatu jawaban yang lengkap atas pertanyaan ini; apa yang timbul dalam pikiran saudara, apabila saudara memikirkan wiyon-wofle? Maka dengan pasti kita dapat meramalkan bagaimana kerohanian orang Maybrat, Imian, Sawiat, Raa wiyon-Na wofle pada masa yang akan datang. Seandainya kita dapat mengetahui dengan tepat bagaimana pikiran para pemimpin agama wiyon-wofle tentang Wiyon-Wofle (Allah) yaitu Raa wiyon-Na Wofle dan Raa bam-Na tmah, maka kita dapat meramalkan dengan cukup tepat keadaan teologi wiyon-wofle.

Bagi orang Maybrat, Imian, Sawiat, tidak dapat diragukanlagi bahwa pikiran yang paling hebat oleh Raa wiyon-Na wofle adalah pikiran tentang wiyon-wofle dan kata-kata yang paling berarti dalam bahasa wiyon-wofle adalah kata untuk menyatakan wiyon-wofle bersama keilahiannya - bo snyuk. Menurut Raa wiyon-Na wofle, suatu pemikiran dan kecakapan berbicara (watum) merupakan karunia ilahi, bagi manusia dan Raa wiyon-Na wofle. Raa wiyon-Na wofle secara dekat berhubungan dengan TUHAN yang dikonsepsikan sebagai wiyon-wofle dan tidak mungkin terpisah dari dirinya. Besarsekali maknanya bahwa kata yang pertama ialah firman: dalam catatan bibel, firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah. Demikian dalam iman percaya terhadap wiyon-wofle menyatakan bahwa; bo tgif itu bersama-sama dengan wiyon-wofle dan bo tgif itu adalah wiyon-wofle. Raa wiyon-Na wofle memegang rahasia ini dan mereka boleh berbicara karena wiyon-wofle sudah berbicara, karena menurut Raa wiyon-Na wofle di dalam wiyon-wofle kata dan gagasan tidak dapat dipisah-pisahkan.

Sangatlah penting bagi Raa wiyon-Na wofle bahwa gagasan mereka mengenai wiyon-wofle itu sedekat mungkin dengan keadaan wiyon-wofle (Allah) yang sebenarnya. Dibandingkan dengan pikiran mereka yang tidak sesungguhnya tentang wiyon-wofle, maka pernyataan pengakuan iman Raa wiyon-Na wofle itu hampir tidak mempunyai arti apa-apa, jika gagasan mereka yang sesungguhnya tentang wiyon-wofle tertanam jauh dibalik pengertian agama wiyon-wofle mereka yang tidak konvensional dan mungkin untuk menggali dan mengungkapkannya, dan sebenarnya mereka tidak bisa mencarinya dengan akal budi yang tidak bersungguh-sungguh. Raa wiyon-Na wofle mengatakan bahwa mereka akan dapat menemui apa yang mereka percayai tentang wiyon-wofle, hanya dengan mereka bersusah payah menyelidiki keadaan diri mereka sendiri didalam kwiyon-bol wofle.

Pandangan orang Maybrat, Imian, Sawiat, mengatakan bahwa Allah mereka yang dikonsepsikan sebagai wiyon-wofle merupakan dasar yang bukan saja dari teologia wiyon-wofle yang sistematis, tetapi juga dari kehidupan wiyon-wofle yang praktis (mber wiyon). Hal ini sangat penting untuk peribadatan mereka, sama pentingnya seperti pondasi bagi bangunan bait Allah – k’wiyon-bol wofle; apabila pondasi tidak memadai atau tidak tegak lurus, maka cepat atau lambat bangunan itu akan ambruk. Saya percaya bahwa hampir semua kesalahan dalam doktrin atau kegagalan dalam menerapkan etika wiyon-wofle dan etika Kristen, apabila di usut, akan ternyata berpangkal pada pandangan yang kurang sempurna dan kurang mulia tentang wiyon-wofle dan Allah.

Pada pendapat saya, pandangan tentang wiyon-wofle yang lazim ada pada pertengahan abad kesembilan belas ini sudah begitu merosot dan hilang sehingga berada jauh dibawah keagungannya. Bagi orang Maybrat Imain Sawiat dan Raa wiyon-Na wofle, sebenarnya hal itu merupakan kemerosotan moral. Raa wiyon-Na wofle mengatakan bahwa sekalipun segala persoalan yang disurga (safo ro sawro) dan segala persoalan yang dibumi (safo ro tabam), tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan persoalan tentang wiyon-wofle (safo ro wiyon-wofle) – rahasia TUHAN yang begitu besar. Raa wiyon-Na wofle mempunyai kepercayaan yang benar tentang wiyon-wofle, yang membuat mereka akan dibebaskan dari berbagai macam persoalan yang bersifat sementara, karena dengan segera ia dapat melihat bahwa biar bagaimanapun segala persoalan yang dialaminya tidak begitu mengganggu untuk waktu yang lama. Tetapi sekalipun beban waktu yang dilipat gandakan itu mungkin diangkat daripadanya dan bagi Raa wiyon-Na wofle, satu beban yang besar dan kekal akan menekan mereka dengan lebih berat dan lebih menghancurkan dalam pengadilan akhir dibandingkan dengan segala kesusahan didunia ini yang disusun menjadi satu. Beban yang besar itu adalah kewajiban mereka terhadap Allah mereka wiyon-wofle dan segala perilaku mereka. Dalam kewajiban itu, merupakan tugas Raa wiyon-Na wofle untuk dengan segera dan untuk selamanya mengasihi Allah Wiyon-Wofle dengan segala kekuatan jiwa dan pikiran untuk mentaati Dia dengan sempurna dan beribadah kepadanya dengan cara yang dapat diterimanya. Dan apabila hati nurani Raa wiyon-Na wofle yang sudah berusaha keras itu mengatakan kepadanya bahwa ia belum melaksanakan hal-hal tersebut, apabila sudah sejak lulus dari pendidikan wiyon-wofle raa sana dan telah berbuat salah karena karena memberontak terhadap wiyon-wofle, maka adanya suatu tekanan batin yang mepersalahkan diri sendiri itu mungkin terlalu berat untuk ditanggungnya.

Sebagaimana halnya, injil dapat mengangkat beban yang membinasakan dari pikiran umat yang beriman, dapat memberikan keindahan pada yang sudah hancur, serta memenuhi jiwa yang tertekan itu dengan pujian. Tetapi kalau orang itu tidak merasakan tekanan beban itu, maka baginya injil tidak berarti apa-apa; dan jika ia belum dapat melihat bahwa Allah itu tinggi dan mulia, maka ia tidak akan erasakan beban dan penderitaan itu. Pandangan yang rendah tentang Allah, itu menghancurkan injil. Mungkin karena hati manusia yang cenderung berbuat dosa dan bentuk dosa-dosa itu yang lebih berat dan dibenci oleh Allah adalah memberontak terhadap Allah.

Suatu prinsip yang dilekatkan pada diri TUHAN injili dan TUHAN wiyon-wofle, mereka masing-masing menganut kepercayaan yang sama tentang apa sifat TUHAN mereka yaitu wiyon-wofle membenci raa wiyon-na wofle yang memberontak terhadapnya bahkan bagi TUHAN injili, Tuhan juga membenci umat yang memberontak terhadapnya. Suatu Allah yang merupakan hasil bayangan dari hati yang sudah berdosa tentunya samasekali tidak menyerupai Allah yang sebenarnya. Didalan kitab Mazmur, Tuhan berkata kepada orang jahat itu demikian; engkau menyangka bahwa Aku ini sederahat dengan engkau? (Mazmur 50:21). Pastilah ini merupakan hinaan yang besar terhadap Allah yang maha tinggi, sedangkan wiyon-wofle, berkata orang yang berhak datang kepadaku, berinteraksi kepadaku, memasuki ruang suci, adalah orang yang tidak memberontak atau zinah terhadap aku karena dihadapan wiyon-wofle selalu diserukan, yron, yron, dan yron (kekal, kekal, kekal), demikian yang ada dihadapan Tuhan injilin yang mana dihadapannya Kerub dan Seraphim terus-menerus berseru, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam.

Baiklah kita berhati-hati mengenal akan agama-agama yang ada, jangan sampai karena dogmatika sebuah agama tertentu mendeskritkan kita sehingga membenci agama-agama yang lain, sebenarnya kita saling mengenal setiap agama itu dan inti sebuah agama yang baik akan dilihat dari perlakuan penganutnya, dilihat dari buahnya, dan hasilnya, diketahui mutu dan nilainya.

Pengertian yang salah tentang tentang Allah akan segera merusak agama yang menganut pengertian itu. Jalan kehidupan yang panjang dari bangsa Israel dengan jelas menyatakan hal ini dan sejarah gereja menguatkan pernyataan itu. Catatan sejarah orang Maybrat Imian Sawiat yang berliku-liku juga menyatakan hal yang sama. Jadi gereja itu perlu sekali mempunyai konsep yang tinggi sekali tentang Allah, karena apabila entah karena apa konsep itu menjadi merosot, maka gereja dengan ibadahnya dan standard moralnya juga turut merosot bersamanya. Bagi gereja manapun termasuk wiyon-wofle, langkah pertama dalam kemerosotan dimulai pada saat gereja itu melepaskan pandangannya yang tinggi tentang Allah.

Di Maybrat, Imian, Sawiat Papua, sebelum teologi wiyon-wofle mulai mengalami kemunduran, terlebihdahulu terdapat kerusakan terhadap teologinya yang sederhana, tetapi merupakan dasar dari kehancuran wiyon-wofle. Kewajiban yang paling berat dan harus dipikul oleh setiap agama, baik agama mistik, agama reformer, agama barat, atau agama suku adalah memurnikan dan meninggikan konsep mereka tentang Allah yang sebenarnya juga sesuai dengan gerejanya masing-masing dan dalam segala doa dan usaha masing-masing agama, hal itu harus mendapatkan nilai yang utama. Pelayanan yang terbesar yang harus dilakukan tiap pembesar agama yang berikutnya kepada generasi mereka dalam mewariskan konsep tentang Allah yang agung, tegas, dan utuh sebagaimana yang kita terima dari nenekmoyang kita dari generasi-generasi yang telah lalu, yaitu dari sejarah agama masing-masing. Hal tersebut merupakan sesuatu yang berharga bagi pemeluk agama dibandingkan dengan hasil karya seni atau ilmu pengetahuan dan scientia.

Tidak ada komentar: